Jumat, 12 Maret 2010
Author e-mail to order: andrianusp@yahoo.com
Order now for promo price until 18 April 2010.
Promo price Rp 31.000,- (include delivery charges), Jakarta area only.
Outside Jakarta will be charges subject to destination area fees.
Best #1 : Bagaimana Cara Memelihara Karyawan Terbaik?
Dewasa ini, sumber daya manusia yang berkinerja tinggi bisa dibilang merupakan salah satu faktor kritis atas sukses-tidaknya sebuah perusahaan. Akan tetapi nyatanya, usaha mempertahankan “the best employee” justru sering menjadi kendala utama yang kerap dihadapi oleh banyak perusahaan di pelbagai belahan dunia.
Di banyak perusahaan besar, biasanya CEO menetapkan aturan bagaimana karyawan seharusnya diperlakukan. Bagaimana perusahaan menilai kinerja mereka? Atas dasar apa penilaian tersebut? Serta bagaimana pula dengan prosesnya?
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka sudah selayaknya para pucuk pimpinan perusahaan memiliki program khusus untuk membangun budaya retensi dalam tim dan divisinya. Riset dari Saratoga Institute menunjukkan bahwa 50% kepuasan kerja karyawan ditentukan oleh hubungan pekerja dengan atasannya. Kemampuan karyawan untuk mengelola diri, kemampuan perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga karyawan dapat belajar secara kontinyu adalah faktor lain yang mendorong sukses-tidaknya strategi retensi karyawan dalam sebuah perusahaan.
Jika perusahaan hanya memiliki sedikit karyawan yang berkompeten untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, maka mempertahankan karyawan terbaik adalah salah satu langkah strategi yang sangat penting untuk dilakukan.
Sebuah riset lain juga menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan kerap berpindah loyalitas karena alasan yang “non-moneter”. Karyawan yang baik meninggalkan pekerjaan mereka untuk alasan-alasan berikut:
• Misi, visi, dan nilai perusahaan terlihat tidak sama dengan pengalaman karyawan;
Masalah yang kerap muncul dalam sebuah perusahaan terkadang tidak hanya berhubungan dengan isu restrukturisasi dan efisiensi karyawan. Perbedaan misi, visi dan nilai perusahaan merupakan salah satu penyebab hengkangnya karyawan terbaik. Istilahnya, mereka menganggap dirinya sebagai “the right man on the wrong place”.
Tidak banyak karyawan yang pintar bisa melakukan semua pekerjaan. Sebagian karyawan yang cerdas jika ditempatkan pada posisi yang salah maka hasil kinerjanya pun menjadi tidak maksimal. Maka disinilah perlu rotasi jabatan, untuk mencari tahu posisi yang tepat bagi seorang karyawan. Jika seseorang sudah “click” dengan posisinya, maka ia dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Bagi karyawan yang merasa tidak sesuai dengan visi, misi, perusahaan, maka tugas Anda adalah mencari tahu apa akar masalahnya. Lakukanlah wawancara mendalam. Jika karyawan masih tetap tidak puas dengan visi, misi perusahaan Anda, maka gunakan hasil wawancara tersebut sebagai bahan pertimbangan Anda saat memperbaiki kinerja perusahaan. Meski Anda harus kehilangan karyawan terbaik namun pastikan bahwa Anda tahu penyebabnya.
• Para pimpinan tidak mengkomunikasikan bagaimana cara menilai karyawan mereka;
Sebagaimana biasanya terjadi dalam sebuah perusahaan, sebagian besar pimpinan yang ada justru tidak pernah mengkomunikasikan secara terbuka tentang bagaimana cara mereka menilai karyawannya. Setiap awal atau akhir tahun, para karyawan “dipaksakan” untuk menebak dan menduga tentang kinerjanya. Bagi karyawan yang biasa berkinerja rendah, mungkin hal ini tidak menjadi masalah. Sedangkan bagi karyawan yang berkinerja tinggi, tentu saja mereka tidak akan “betah” berlama-lama di perusahaan tersebut. Karyawan yang berkinerja tinggi, cenderung “haus” akan pekerjaan yang menantang. Dan mereka ingin tahu bagaimana cara mereka dinilai.
Oleh karena itu, cobalah untuk memberikan formulir penilaian yang dapat dilihat oleh kedua belah pihak. Cantumkan hal-hal yang menjadi harapan Anda, sebagai atasan, atas sasaran-sasaran yang Anda berikan kepada karyawan. Setelah itu, minta karyawan untuk memasukkan sasaran perusahaan yang berhasil mereka capai. Buatlah rentang/skala nilai dari 0 – 100 untuk setiap sasaran yang sudah ditetapkan. Sediakan dua baris penilaian, satu untuk Anda sebagai atasan, dan sisanya untuk karyawan sebagai bawahan. Masukkan penilaian Anda dan karyawan pada formulir tersebut dan diskusikanlah apa alasan Anda dan karyawan Anda memberikan nilai tersebut.
• Tidak ada sumber informasi yang cukup memadai untuk pengembangan diri;
Sumber daya manusia yang andal merupakan salah satu masalah yang kerap dihadapi oleh perusahaan yang sedang berkembang. Biasanya perusahaan yang berada pada tahap pertumbuhan kerap mencari jati diri dengan mengadopsi semua bentuk konsep-konsep manajemen yang ada dewasa ini. Akibatnya, perusahaan tidak memiliki program pengembangan karyawan yang sesuai dengan bidang bisnis yang digelutinya.
Sejatinya, proses pembentukan karakter, keahlian, dan kemampuan karyawan dapat dimulai dari tahap ini. Melalui proses pelatihan yang berkesinambungan, maka Anda dapat “mengkopi” karakter, keahlian, dan kemampuan Anda ataupun karyawan senior kepada bawahan atau rekan kerja Anda. Keberhasilan Anda membentuk karakter karyawan merupakan awal dari terciptanya budaya perusahaan. Ada dua hal yang terpenting dalam hal ini, lakukan pelatihan dan terapkan konsep-konsep tersebut di dalam keseharian Anda. Jika Anda konsisten melakukan hal ini, maka karyawan pun akan menghormati dan mengikuti langkah Anda. Manusia cenderung lebih suka berkomunikasi secara verbal dan meniru tingkah laku orang yang dihormatinya.
• Tidak ada kesempatan untuk mendapatkan promosi;
Promosi bisa dikategorikan sebagai salah satu isu utama yang sering muncul dalam sebuah perusahaan. Pada beberapa perusahaan yang masih menganut prinsip senioritas, biasanya rasa tidak “betah” akan dihinggapi oleh karyawan yang bertipe “kutu lompat”. Namun demikian, sebagian besar karyawan yang tidak menganut prinsip ini pun terkadang ikut-ikutan “gerah” dan “lompat” dengan gaya tersebut. Dalam benak mereka, jika pimpinan tidak segera pensiun atau pindah ke perusahaan lain, maka cita-cita untuk mendapatkan promosi hanyalah angan-angan belaka. Sebagai atasan, maka Anda tentu harus bersikap lebih bijak dalam menghadapi isu tersebut.
Pastikan tidak ada prinsip senioritas. Jika seorang karyawan muda ternyata memang mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik, maka tidak salah jika Anda memposisikannya untuk memimpin karyawan senior yang mungkin sudah tidak dapat bekerja secara maksimal. Caranya, lakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap semua karyawan Anda yang berada pada tingkat manajerial. Mulai dari Supervisor hingga Top Management. Melalui cara ini, maka Anda dapat melihat dan menilai karyawan mana saja yang masih layak untuk dipertahankan dan dipromosikan.
• Karyawan lebih tertarik dengan isu-isu kompensasi.
Meski kompensasi bukan faktor utama yang mendasari loyalitas karyawan, namun tidak jarang kita jumpai beberapa karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di sebuah perusahaan dengan alasan kompensasi yang menarik.
Setiap karyawan pasti memiliki keinginan tersembunyi atas kompensasi yang diterimanya. Biasanya mereka memiliki “kadar’ tertentu atas kompensasi yang diberikan. Jika mereka menganggap kompensasi tersebut tidak sebanding dengan hasil kerja yang mereka lakukan, maka dapat dipastikan jika karyawan tersebut “enggan” berlama-lama di suatu perusahaan. Selain itu, kompensasi juga kerap dihubungkan dengan beban kerja seorang karyawan. Karyawan yang beban kerjanya tinggi, cenderung menuntut kompensasi yang tinggi dan demikian pula sebaliknya. Akan tetapi, sebelum menetapkan jumlah kompensasi yang “pantas” untuk seorang karyawan, maka Anda harus memiliki pedoman atau panduan tentang parameter penilaian kinerja karyawan yang “fair”. Agar karyawan merasa nyaman bekerja di perusahaan Anda, maka cobalah untuk memberikan kompensasi yang “layak” bagi karyawan Anda. Setiap karyawan mungkin tidak dapat diperlakukan sama karena beban kerja mereka yang berbeda. Cobalah untuk berdiskusi dengan karyawan tentang kemampuan mereka dalam mencapai sasaran-sasaran yang Anda tetapkan. Jika mereka mampu, berikanlah reward atas usaha tersebut dan jangan pernah mencoba untuk ingkar janji. Sekali Anda melakukan hal itu, maka karyawan akan kecewa dan segera hengkang dari perusahaan Anda.
Nah, yang menjadi pertanyaan kini, apakah Anda pernah kehilangan karyawan terbaik? Mengapa Anda tidak dapat mencegah hal itu? Bukankah biaya untuk mendapatkan dan melatih karyawan baru sangatlah mahal? Dapatkah Anda merancang kebijakan yang tepat untuk mempertahankan karyawan terbaik?
*****
Be A Smart Leader: Contents
Daftar Isi
#1 Bagaimana Cara Memelihara Karyawan Terbaik?
#2 Membangun Perilaku Kepemimpinan
#3 Kendalikan Perusahaan Anda!
#4 Apa Yang Anda Ketahui Tentang Effective Delegation?
#5 Uji Skill Anda Sebagai Motivator!
#6 Bagaimana Membuat Keputusan Terbaik
#7 Rancang dan Mulailah Mimpi Anda Hari ini!
X-tra Quiz
Seberapa Baik Anda Mendelegasikan Tugas?
Kamis, 11 Maret 2010
Be A Smart Leader
Great Leader is not an instant creation. He only can be made by good skills and power. Time will tell everything and at the end of the day, only the smart leader will be the last...
Menjadi seorang pemimpin memang tidak mudah. Selain harus memiliki banyak keahlian, seorang pemimpin juga diharapkan bisa membawa perusahaan pada tujuan utamanya, yaitu memberikan nilai (keuntungan) yang maksimal bagi pemiliknya. Beberapa keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan meretensi dan memotivasi karyawan, mengendalikan perusahaan, serta mendelegasikan tugas kepada bawahan.
Dewasa ini, dengan semakin sedikitnya sumber daya manusia yang berkinerja tinggi maka perusahaan diharapkan mampu mengelola aset-aset utama mereka, yang salah satunya adalah karyawan itu sendiri. Memang tidak mudah mengelola karyawan terbaik. Banyak hal yang harus diperhatikan. Sebab, tidak semua karyawan bisa diperlakukan sama.
Disamping tugas meretensi dan memotivasi karyawan, seorang pemimpin juga harus berani mendelegasikan tugas atau wewenang kepada bawahan atau karyawannya. Tidak semua pekerjaan harus ditangani oleh seorang pemimpin. Dan tidak semua pemimpin dapat menangani semua pekerjaan sekaligus. Pendelegasian tugas adalah jawabannya. Disini diuji kemampuan pemimpin untuk mengelola perusahaan, termasuk karyawan dan pekerjaannya.
Dalam buku ini, pembaca tidak hanya diajak untuk sekadar “tahu” tentang dasar-dasar kepemimpinan, tetapi juga diajak untuk menguji kemampuannya dalam bidang kepemimpinan.
Penerbit: Pustaka Grhatama
Halaman : 208
Tahun : 2010, Cetakan I
Harga : Rp 35.000
Senin, 28 Desember 2009
LSIP AT OVERSOLD
Bagi pengkoleksi saham LSIP, maka kini mungkin saat yang tepat untuk eksekusi beli sebab saham ini sudah bisa dibilang sangat oversold. Harga 8.100 dengan rentang +/- 200 bisa menjadi rentang yang cukup baik bila dilihat dari pergerakan yang terjadi.
ASII ON FLAT
Kinerja saham ASII bisa dibilang tidak buruk, namun juga berarti sudah baik. Saat ini, posisi ASII sudah hampir menyentuh titik oversold-nya. Tekanan pasar yang terjadi beberapa waktu lalu telah mengkoreksi posisi ASII untuk siap dikonsumsi secara jangka pendek. Anda dapat mengkoleksi ASII pada harga 34.000 dengan rentang +/- 300.
AALI AT BOTTOM
Sentimen positif terhadap kondisi perekonomian di tahun 2010 telah kembali membuat kinerja indeks stabil secara keseluruhan. Hal ini juga dirasakan oleh saham AALI yang saat ini bisa dibilang sudah berada pada posisi oversold-nya. Jika Anda adalah pengkoleksi saham-saham raksasa, maka kini adalah saat yang tepat untuk mengambil AALI sebagai salah satu portofolio. Harga 22.300 dengan rentang +/- 300 tetap menjadi pilihan yang baik untuk dieksekusi.
Langganan:
Postingan (Atom)